My Story of Mask4All
My Story of Mask4All
Dengan merebaknya wabah Covid-19 dan sulitnya masker medis dari awal February sudah terbersit niatan untuk mulai menjahit masker kain . Seperti biasa niat yang tertunda terlaksana saat kondisi mendesak. Di awal Maret keluar info kalau pandemi ini sudah masuk Indonesia.😖
Terinspirasi dengan
artikel masker dokter dari Taiwan tentang masker kain dengan tempat filter,
mulailah eksekusi masker dengan uji coba berbagai pola dan langsung deh sharing
di group belanja yang jadi customer-customer masker pertamaku 😊. Thanks my‘partner in crime’ for shopping 😍
Kegiatan jahit menjahit masker makin padat saat WFH di pertengahan Maret 2020. Karena saat jam kerja harus ‘standby’ depan laptop dan mesin jahit dilarang keras beroperasi siang hari karena suaranya mengganggu semua penghuni rumah yang sibuk v-con, jadilah sore sampai tengah malam disambung bangun subuh untuk menyelesaikan pesanan. Untuk sementara per-drakor-an stop dahulu kecuali drama kejar tayang (kalau ini tetap harus ontime untuk menghindari spoiler).
Saat itu masih pro dan
kontra penggunaan masker kain dan aku di wanti-wanti jangan menyebutnya masker
kain in sebagai masker , jadi disebutlah si masker ini tempat filter. Di bulan Maret ini juga
aku bergabung Crafters Against Corona Virus (CACV) dan itu makin
menguatkan para pejuang masker kain.
Memasuki bulan Mei
kesibukan membuat masker menurun..aku jadi punya banyak waktu untuk ‘baking’
and ‘cooking’
Bulan Juni ini kita memasuki masa PSBB transisi dan WFO sudah mulai kembali. ‘Ready or Not’ kita harus siap keluar rumah dan pastinya OOTD harus ‘matching’. Jadi…selain tukang masker , aku juga mulai ikutan hunting masker unyu unyu dari teman-teman crafter lainnya untuk koleksi J.
Stay healthy and be
happy.
Bogor, 26 Juni 2020
Ini pengalaman tak terlupakan ya. Beruntung banget bisa gabung dan kenal teman-teman di group. Banyak belajar banyak hal juga. Benar-benar tempat seru untuk berbagi
ReplyDelete